Pertolongan Pertama Kejang Epilepsi Dengan Prinsip TEAM 

    Pertolongan Pertama Kejang Epilepsi Dengan Prinsip TEAM 

    MAKASSAR - Talkshow Epilepsi yang dibawakan oleh Nurhaya Nurdin, S.Kep., MN., MPH tercatat sebagai Dosen PSIK, Fakultas Keperawatan Unhas dan Epilepsy Warrior tayang secara langsung melalui media sosial IG Siaga Ners Unhas ini mengusung tema 'Epilepsi , Bisa Sembuh atau Terus Kambuh." Minggu, 24 Juli 2022 Wita, sore. 

    Aya sapaan Nurhayana Nurdin menyebutkan, pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat melihat orang kejang di jalan yang dicurigai Epilepsi. "Saya menyebutnya singkatan menjadi T.E.A.M, " katanya. 

    Makna kata dari TEAM yakni T artinya Tenang, sebagai penolong, bersikaplah tenang, agar lebih jernih berfikir apa yang perlu segera dilakukan saat melihat orang kejang. 

    Kemudian E maknanya Empati. Tunjukkan empati dengan cara menemani orang yang sedang kejang-kejang. "Jangan juga cuman dilihat-lihati dari jauh, apalagi sampai memvideokan orang yang kejang lalu dishare ke sosmed (Itu sangat tidak sopan dan tidak beretika. Bahkankah menshare privasi seseorang tanpa izin bisa kena tuntut Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik lho, " tandasnya 

    A disebut Amankan, lanjut Dosen PSIK, Fakultas Keperawatan Unhas, lihat sekeliling orang yang kejang, apakah posisinya berada di jalan raya yang ramai kendaraan, kolam/laut maupun benda-benda berbahaya seperti pisau, listrik, api, tembok, batu dll. 

    Jika posisi korban aman, bisa letakkan benda lunak seperti kain, busa, tas atau dengan kedua telapak tangan untuk menyangga kepala agar kepala korban tidak menghantam lantai atau tembok saat kejang. 

    "Longgarkan pakaian yang ketat agar mudah bernafas. Gerakan menghentak korban tidak perlu dilawan atau dikekang, biarkan saja selama tidak membentur benda-benda berbahaya. Jangan juga mencoba memasukkan apapun kedalam mulut seperti sendok, pena malah beresiko menyebabkan gigi patah, gusi terluka atau rahang patah. Lebih fatal lagi, gigi yang patah atau benda-benda tadi dapat menyumbat saluran nafas, yang mengakibatkan meninggal dunia, " bebernya. 

    "Oh iya satu lagi amankan barang-barang pribadinya dari orang-orang yg berniat jahat, " imbuhnya. 

    Lantas M, maksudnya Miringkan. Miringkan posisi tubuh korban ke satu sisi seperti dalam posisi tidur menyamping. Lebih direkomendasikan ke sisi kanan karena tidak akan menekan jantung. Gunanya apa? Supaya air liur yang keluar saat mengalami kejang tidak berkumpul di tenggorokan dan kembali masuk ke saluran nafas. Kalau air liurnya kembali masuk ke saluran pernafasan yang bisa menyumbat sistem pernafasan. 

    "Jangan takut terkena air liur Orang dengan Epilepsi, nggak menular sama sekali. Kalau masih ada yang bilang air liur orang dengan epilepsi menular, tolong searching di google, apakah air liur orang dengan epilepsi menular tidak?, " terangnya. 

    Lebih jauh dijelaskan bahwa epilepsi itu gangguan arus listrik di saraf otak, bukan disebabkan oleh virus atau bakteri. 

    "Sangatlah disayangkan ditahun 2022 ini masih ada yang percaya mitos/hoax. Intinya Epilepsi 100% tidak menular!, " tegas bu Aya

    Nah, kalau prinsip T.E.A.M sudah dilakukan. Ya udah, tunggu saja 1-3 menit korban akan sadar dengan sendirinya. Gak diapa-apain, akan kembali sadar dan normal dengan sendirinya, karena aktivitas listrik di otak, sehingga membuat gerakan menghentak-hentak di seluruh tubuh sudah mereda. "Jadi kalau ada yang menyuruh garuk pakai sisir, pijat-pijat, percik-percikan air, tusuk-tusuk titik tubuh tertentu, atau mitos-mitos lainnya, gak perlu dilakukan karena gak berefek apapun pada korban. Apabila sudah sadar, coba tanyakan nama dan mau kemana tujuannya? Awalnya biasa agak-agak bingung, tapi lama-lama akan mulai sadar dengan sekelilingnya dan biasa bertanya balik. 

    Tapi jika setelah 5 menit kejangnya tidak reda, maka sudah harus gerak cepat untuk membawa si korban ke layanan kesehatan terdekat seperti Rumah Sakit/Puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis.

    Kejang-kejang diatas 5 menit sudah termasuk mengancam jiwa. Fatal kalau otak tidak dapat suplay oksigen. Selain itu waspada juga jika setelah sadar dari kejang pertama, tiba-tiba lanjut kejang kedua lagi, kejang disertai demam tinggi, atau sudah sadar tapi masih bingung sampai lebih dari 1 jam, kejang pada ibu hamil, badannya berdarah terluka parah karena membentur sesuatu saat kejang/terjatuh atau mempunyai riwayat diabetes/kencing manis? Maka orang yang kejang dengan kondisi-kondisi tersebut diatas, harus segera dibawa ke layanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut. 

    Nah, begitulah cara-cara penangannya. Semoga kedepannya jika menemui orang yang kejang dijalanan, kita sudah tidak bingung lagi dan siap membantu orang yang menglami kejang dengan prinsip T.E.A.M, sehingga korban bisa terhindar dari hal-hal yang lebih serius.

    epilepsi unhas
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Deklarasi Ganjarist Toraja Utara! Bergerak...

    Artikel Berikutnya

    22 Pemda di Sulsel Telah Tuangkan Roadmap...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hana Rawhiti Maipi-Clarke: Anak Muda yang Mengguncang Parlemen Selandia Baru
    Hendri Kampai: Rapat Kerja dengan Jaksa Agung RI, Komisi III DPR RI Makin Menyala
    Peduli Iingkungan, Panglima TNI Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan di Area Mabes TNI
    Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Bersama Letkol Tituler Deddy Corbuzier di Kodim 05/07 Bekasi

    Ikuti Kami