MAKASSAR - Ajang kompetisi Pemilihan Ana’ Dara Malebbi’ Na Kallolo Magaretta 2022 Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang melibatkan peserta dari berbagai kabupaten/kota di Sulsel diwarnai aksi protes dari sejumlah pihak keluarga peserta.
Aksi protes itu dipicu lantaran pihak panitia dan juri dari kompetisi tingkat Sulsel itu tak memberikan hasil penilaian penjurian kepada semua peserta saat proses penetapan juara.
Diketahui, ajang kompetisi tingkat provinsi itu digelar sejak Jumat 15 Juli 2022 dan malam puncak sekaligus pengumuman juara kompetisi itu berlangsung pada Minggu 17 Juli 2022 di Hotel Horizon, Kota Makassar.
Salah satu keluarga peserta asal Kota Makassar yang enggan disebutkan namanya menyebut pihak panitia beserta juri tak memberikan transparansi terkait hasil penilaian para peserta untuk penetapan juara.
Menurutnya, penilaian terhadap juara kompetisi tersebut tidak masuk akal. Sebab, ada juara dari kompetisi itu yang mereka nilai tidak memenuhi kriteria sebagai juara.
"Pas pemilihan juara kategori Cilik B sudah tidak masuk akal karena dinilai dari jalannya penilaian juaranya kami nilai tidak memenuhi kriteria sebagai juara, " ujar pihak peserta asal Kota Makassar saat diwawancara awak media, Selasa 19 Juli 2022.
Lantaran hal itu, pihak keluarga peserta pun mempertanyakan hasil atau transparasi nilai penjurian terkait pertimbangan dari juri dan panitia dalam menetapkan juara ajang tersebut.
Lebih lanjut, pihak keluarga peserta itu menegaskan bahwa mereka hanya meminta transparansi nilai penjurian terhadap semua peserta dan bukannya ingin mengganggu hasil penjurian.
"Dengan adanya transparansi hasil penjurian kepada peserta minimal kami selaku keluarga peserta bisa mengevaluasi apa kekurangan dari anak-anak kami, " ujarnya.
Sementara itu, pihak panitia Ana’ Dara Malebbi’ Na Kallolo Magaretta (AMKM) Provinsi Sulsel menegaskan bahwa hasil penilaian kompetisi tersebut merupakan hak dari juri.
"Itukan rahasia juri. Tak ada haknya peserta untuk tahu nilainya dewan juri, itu sudah dari dulu seperti itu pak, " kata Eka, salah satu panitia dari AMKM Sulsel saat dimintai klarifikasi oleh awak media.
Selain itu, Eka juga membeberkan bahwa penilaian utama dari pemilihan tersebut yakni karakter wajah dari peserta.
"Kita itu menilai yang utama karakter wajah seorang ana dara malebbi'. Tapi bukan berarti yang tidak masuk 6 besar atau juara tidak malebbi', malebbi' pak cuma memang ada poin-poin tersendirinya, yang namanya pemilihan pasti ada rangkingnya, " ujarnya.
Sekadar diketahui, pihak keluarga peserta maupun panitia sebenarnya telah melakukan komunikasi di lokasi pemilihan ajang bergengsi tersebut.
Komunikasi antar keluarga peserta dan pihak panitia itu berlangsung beberapa saat usai panitia mengumumkan juara dari kompetisi tingkat provinsi Sulsel itu.
Namun, kericuhan mendadak terjadi saat salah seorang panitia melontarkan ucapan yang dinilai menyinggung perasaan keluarga dari para peserta.
Berdasarkan rekaman suara yang diterima awak media dari pihak keluarga peserta, salah seorang panitia itu menyebut tak mungkin pihaknya menjadikan peserta yang wajahnya jelek menjadi ikon Ana’ Dara Malebbi’ Na Kallolo Magaretta 2022.
"Ana dara melebbi kita mencari ikon, smart itu nomor 3. Kami memang mencari sosok ikon, contohnya kami tidak mungkin pasang di situ kalau jelek, " ujar salah satu panitia AMKM Sulsel tersebut di hadapan peserta beserta keluarganya. (rls).